BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu pengamalan dan pengetahuan ibadah shalat (variabel X) sebagai variabel bebas dan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (variabel Y) sebagai variabel terikatnya. Untuk lebih jelasnya tergambar dalam skema di bawah ini:
Variabel Bebas (Variabel X) | (Mempengaruhi) | Variabel Terikat (Variabel Y) |
Pengamalan dan pengetahuan ibadah shalat | | Prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam |
3.2. Definisi Operasional Variabel
1. Pengamalan dan pengetahuan ibadah shalat
Menurut Rasyid: "Shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan." [1]
Maksud dari pengamalan dan pengetahuan ibadah shalat dalam penelitian ini adalah pelaksanaan dan pemahaman siswa tentang ibadah shalat dalam kehidupan sehari-harinya. Teknik pengukuran variabel ini dengan menggunakan teknik angket (kuisioner).
2. Prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Menurut Ahmadi:
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. [2]
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai hasil usaha dari aktivitas belajar yang dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif, yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa yang telah menempuh proses belajar dalam periode tetentu, seperti pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Teknik pengukuran variabel ini menggunakan teknik tes.
3.3. Populasi Penelitian
”Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.” (M. Subana, 2000: 24) Jadi populasi adalah keseluruhan yang dijadikan obyek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMP Negeri 1 Buay Pemuka Peliung OKU TIMUR yang berjumlah 452 siswa beragama Islam dengan rincian sebagai berikut:
DATA SISWA SMP NEGERI 1 BUAY PEMUKA PELIUNG
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No | Kelas | Jumlah Siswa | Ket | ||
Muslim | Non Muslim | Jumlah | |||
1 | 7 | 144 | 18 | 162 | |
2 | 8 | 154 | 25 | 179 | |
3 | 9 | 154 | 22 | 176 | |
Jumlah | 452 | 65 | 517 | |
Sumber: Dokumentasi SMP Negeri 1 BP Peliung
3.4. Sampel Penelitian
Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, maka dari jumlah populasi tersebut, tidak akan diteliti secara keseluruhan melainkan cukup menggunakan sampel yang mewakilinya. ”Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.” (Arikunto, 1997: 109)
Dalam penelitian ini akan diambil sampel sesuai ketentuan pengambilan sampel: "Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan apabila jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 15%-25% atau 20%-25%". (Arikunto, 1997: 112)
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dari jumlah populasi 452 siswa tersebut diambil 15% sebagai sampel dengan perhitungan sebagai berikut: 15% X 452 = 67,8 (dibulatkan ke atas menjadi 68) siswa yang dijadikan sampel. Jumlah sampel sebanyak 68 tersebut diambilkan dari kelas 8 yang terdiri dari 5 rombongan belajar dengan penyebaran sampel sebagai berikut:
No | Kelas | Jumlah Siswa Muslim | Jumlah Sampel Diambil | Keterangan |
1 | 8.1 | 33 | 1/5 x 68 = 14 | |
2 | 8.2 | 32 | 1/5 x 68 = 14 | |
3 | 8.3 | 29 | 1/5 x 68 = 13 | |
4 | 8.4 | 32 | 1/5 x 68 = 14 | |
5 | 8.5 | 28 | 1/5 x 68 = 13 | |
Jumlah | 154 | 68 | |
Dengan pengambilan sampel dari satu kelas pararel ini diharapkan kemampuan yang dimiliki akan lebih merata.
Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah Teknik Sampling Berstrata atau Sampling Bertingkat. Menurut Arikunto (2003: 127): ”Teknik sampling berstrata atau sampling bertingkat digunakan apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok subjek dan diantara satu kelompok dengan lain tampak adanya strata atau tingkatan.” Cara pengambilan sampel secara undian seperti layaknya orang melaksanakan undian. Adapun langkah-langkahnya:
a. Membuat daftar yang berisi semua nama siswa kelas 8,
b. Memberi kode berupa angka-angka untuk semua siswa,
c. Menulis kode tersebut masing-masing pada selembar kertas kecil,
d. Menggulung setiap kertas kecil berkode tersebut,
e. Memasukkan gulungan-gulungan tersebut dalam kaleng atau tempat sejenis,
f. Mengocok kaleng tersebut, dan
g. Mengambil satu per satu gulungan tersebut sejumlah kebutuhan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas pengamalan dan pengetahuan shalat dalam kehidupan sehari-hari siswa. Angket dibuat dalam bentuk tertutup terdiri 30 butir pertanyaan dengan 3 option (pilihan). Kemudian angket disebarkan kepada 68 responden untuk diisi oleh masing-masing responden. Pengawasan pada waktu pengisian angket tersebut dilakukan sendiri oleh penulis dengan dibantu oleh beberapa guru.
Data yang diperoleh dari angket berupa data kualitatif, maka untuk merubahnya menjadi data kuantitatif, terhadap jawaban angket tersebut diberi skor (nilai), yaitu:
1. Jawaban A (baik) diberi skor 3,
2. Jawaban B (sedang) diberi skor 2,
3. Jawaban C (kurang) diberi skor 1,
Setelah dilakukan penskoran, maka jawaban angket tersebut kemudian dijumlah per responden.
2. Metode Tes
Jenis tes yang dipilih adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 50 soal dengan empat option (pilihan). Adapun materi tes mengacu pada Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 8 yang berlaku di SMP Negeri 1 Lempuing. Metode tes ini untuk memperoleh data tentang prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3.6. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data menggunakan teknik analisa statistik korelasional dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
r xy = N (∑XY) – (∑X) (∑Y)
{N ∑X2 – (∑X)2} {N ∑Y2 – (∑Y)2}
Keterangan :
r xy = Angka indek korelasi r Product Moment
N = Number of cases
∑ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑ X = Jumlah skor X
∑ Y = Jumlah skor Y
∑ X2 = Jumlah skor X yang dikuadratkan
∑ Y2 = Jumlah skor Y yang dikuadratkan[3]
Setelah angka indeks korelasi diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi dengan kriteria:
a. 0,00 – 0,20 : Korelasi sangat rendah atau dianggap tidak ada
b. 0,20 – 0,40 : Korelasi rendah atau lemah
c. 0,40 – 0,70 : Korelasi sedang atau cukup
d. 0,70 – 0,90 : Korelasi kuat atau tinggi
e. 0,90 – 1,00 : Korelasi sangat kuat atau sangat tinggi
Langkah berikutnya adalah menguji hipotesis. Hipotesis yang diuji adalah hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan kesamaan atau tidak ada pengaruh. Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji ”t” sebagai berikut:
t hitung = r n – 2
1 – r 2
Keterangan :
t hitung = Nilai t
r = Nilai koefisien korelasi Product Moment
n = Jumlah sampel (Riduwan, 2004: 139)
Kriteria pengujian:
1. Tolak Hipotesa Nihil (Ho) bila nilai thitung terletak di luar selang (-ttabel + ttabel), yaitu bila thitung > ttabel atau ttabel < - ttabel.
2. Terima Hipotesa Nihil (Ho) bila nilai thitung terletak dalam selang (-ttabel + ttabel), yaitu bila thitung < ttabel atau ttabel > - ttabel.
Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan berdasarkan interpretasi angka indeks korelasi Product Moment dan uji hipotesis uji ”t”.
No comments:
Post a Comment