ANTROPOLOGI
KAMPUS
(Oleh Mukhamad Fathoni, M.Pd.I., disampaikan pada
MAPABA PMII 2014 di Tebat Jaya)
A.
Pengertian
Antropologi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari tentang
manusia sebagai makhluk biologis dan makhluk budaya. Kajian antropologi tentang
budaya manusia mencakup sejarah, perkembangan, perilaku, dan interaksi antar
individu dan juga dengan lingkungannya. Pengertian sebagai makhluk budaya telah
membuka kran kemunculan cabang antropologi yang bersifat kontemporer, seperti
halnya antropologi kampus.
Kampus merupakan lingkungan perguruan tinggi yang menjadi tempat utama
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan segala administrasi yang
berkaitan dengannya. Lingkungan akademis kampus terdiri dari berbagai warna dan
corak karakteristik di dalamnya, mahasiswa dan dosen menjadi ciri utama
keberadaan sebuah kampus, karena dosen dan mahasiswa saling berinteraksi untuk
bertukar informasi dan pengetahuan. Dosen sebagaimana mahasiswa juga memiliki
karakteristik yang beragam dalam menjalankan fungsinya masing-masing.
Pembahasan kampus dilihat dari kacamata antropologi untuk melihat dan
mengenali seluk-beluk manusia yang melakukan kegiatan akademik dan sosial di
lingkungan kampus mencapai tujuan sesuai dengan motivasi masing-masing
individu.
Antropologi kampus melihat dan mengkaji tentang kehidupan civitas
kampus yang saling memengaruhi satu dan lainnya. Antropologi kampus berusaha
menjelaskan kehidupan manusia yang ada di lingkungan kampus, terutama
mahasiswa. Mahasiswa menjadi bahan kajian utama untuk diperhatikan, karena mahasiswa
merupakan pemeran utama dan jumlah mahasiswa lebih banyak dibanding dengan
civitas-civitas kampus lainnya seperti rektor, wakil rektor, dosen, pegawai,
dan lain-lain.
B.
Budaya Kampus
Ada sisi positif yang dimiliki seorang mahasiswa di kampus, mahasiswa
cenderung memiliki sikap aktualisasi dan apresiatif, yaitu sikap unjuk
kemampuan dan kehebatan sesuai bakat serta karakternya. Untuk itu, diperlukan
ada sarana dan prasarana yang menyalurkan bakat dan kreativitas mahasiswa,
seperti aktualisasi berupa di bidang olahraga dan seni, kepemimpinan, agama,
dan perekonomian. Sumber daya mahasiswa akan menjadi sia-sia ketika birokrat
kampus tidak memanfaatkannya dengan baik, bahkan melakukan tindakan PEMBUNUHAN
KARAKTER mahasiswa. Sumber daya manusia seperti inilah yang mampu melakukan
akselerasi pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga
secara tidak langsung negara memetik keuntungan dengan berbagai potensi
anak-anak bangsa yang dimiliki mahasiswa.
Kampus harus menjamin pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar, dan otonomi keilmuan. Kampus melestarikan budaya-budaya kampus, antara
lain:
1.
Budaya intelektualitas
2.
Budaya moralitas
3.
Budaya perbaikan kualitas
4.
Budaya penelitian
C.
Tipologi Mahasiswa
Mahasiswa hidup dengan gayanya masing-masing, ada banyak istilah yang
diberikan untuk gaya hidup tersebut, antara lain:
1.
Hedonis, mengikuti
perkembangan zaman, up to date.
2.
Akademis, memanfaatkan
waktu untuk menuntut ilmu, rajin masuk kuliah dan mengerjakan tugas-tugas.
3.
Aktivis, ikut dan aktif
organisasi baik intra maupun ekstra.
4.
Apatis, acuh tak acuh,
tidak mau tahu kondisi sosial dan politik di kampus.
5.
Humoris, memanfaatkan
kuliah sebagai hiburan, suka-suka, bebas dari orang tua.
6.
Pemimpin, mencolok dan
aktif di berbagai kegiatan, tidak ingin cepat lulus.
7.
Pemikir, selalu berpikir,
hobi membaca buku, diskusi, dan menulis.
8.
Agamis, tampil religius dan
menjaga jarak dengan lawan jenis.
9.
K3 (Kampus, Kos,
Kampung), berangkat kuliah, pulang ke
kos, ada waktu pulang kampung.
10.
S3 (Santai Semaunya
Sendiri), menjalani apa adanya, enjoy saja, santai.
11.
Pencari cinta, yang penting
dapat pacar, lulus kuliah cepat menikah.
12.
Jomblo Unsold, tidak
laku-laku, tetapi terkadang demi meraih cita-cita memilih tidak berpacaran.
13.
Usil, senang orang lain
menderita.
14.
Mahasiswa tak jelas, kadang
aktif kadang lenyap menghilang entah kemana.
15.
Anak mami, takut mama
marah, kuliah untuk menyenangkan maminya.
16.
Mahasiswa gadungan, bukan
mahasiswa tetapi sering nongkrong-nongkrong di kampus.
17.
Mahasiswa monitor, selalu
berhadapan dengan komputer, hobi chatting dan warnet.
18.
Mahasiswa Abadi, paling
betah di kampus, semester di atas 10 tetapi masih santai dan belum berpikir
lulus.
Anggota baru PMII harus memahami jenis tipologi mahasiswa agar dapat menempatkan
dirinya dan menjadi manusia berguna bagi diri sendiri dan orang lain dalam
kehidupan keluarga, organisasi, dan masyarakat.
D.
Peran Mahasiswa
Banyak tugas yang diemban mahasiswa sebagai orang yang dianggap mampu
dalam segala hal, maka menjadi kewajiban setiap insan kampus untuk selalu
mendengar, berpikir, dan bergerak. Mendengar segala keluhan yang terjadi di
sekitarnya, berpikir untuk melakukan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
yang berada di sekitarnya, serta bergerak melakukan yang telah direncanakan.
Perjalanan panjang bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran
mahasiswa. Mahasiswa sebagai kaum intelektual pemikir, memilki beberapa peran,
antara lain:
1.
Agen perubahan
2.
Peran akademik
3.
Peran moral
4.
Peran sosial
5.
Peran politik
E.
Mahasiswa dan Organisasi
Jika kuliah merupakan kehidupan mahasiswa, maka organisasi adalah
sarana mengaplikasikan keilmuan dan ekspresi kemampuan dan bakat mahasiswa. Banyak
mahasiswa yang tidak menyadari bahwa organisasi menjadi tempat bagi mahasiswa
agar dapat mengembangkan diri, wawasan, dan potensi yang dimilikinya. Banyak
dampak positif yang akan menjadi bekal untuk hidup di tengah-tengah masyarakat,
karena masyarakat adalah organisasi dalam skala yang lebih besar. Sebaliknya,
ada segolongan mahasiswa yang menjadikan organisasi sebagai HANTU penghambat
kuliah. Masa studi molor, nilai jatuh, membuang waktu, biaya, dan tenaga karena
ikut organisasi.
Organisasi di kampus ada dua macam, yaitu organisasi intra kampus dan
organisasi ekstra kampus. Organisasi intra kampus secara administratif dan
struktural berhubungan langsung dengan kampus, sedangkan organisasi ekstra
kampus bersifat independen yang lepas dari intervensi manapun dan mempunyai
aturan tersendiri yang juga mandiri, sehinga biasanya organisasi ekstra kampus
lebih berani menyuarakan aspirasi dengan lantang.
Organisasi intra kampus merupakan wahana dan sarana pengembangan diri
mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta
integritas kepribadian beragama. Organisasi intra kampus mewakili mahasiswa
dalam merencanakan, mengkoordinasikan, dan menyelenggarakan pembinaan mahasiswa
dan turut serta membantu kelancaran kegiatan akademik dan non akademik kampus.
Organisasi ekstra kampus berfungsi memberikan wadah bagi mahasiswa
untuk bersikap dan bertindak menanggapai masalah-masalah sosial kemasyarakatan
dan tidak terikat dengan organisasi lain maupun kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh struktural kampus. Tidak dibenarkan organisasi mahasiswa
menjadi ANAK BAWANG dari partai politik.
Perbedaan mendasar antara organisasi intra dan ekstra kampus terkadang
menimbulkan pergesekan di antara mahasiswa. Perbedaan tujuan dan arah gerak
perjuangan organisasi ekstra kampus menyebabkan kesekretariatan maupun
basecampnya harus berada di luar kampus dan tidak pula dibenarkan memanfaatkan
fasilitas kampus.
F.
PMII dan Kampus
PMII sebagai organisasi pengkaderan melihat peluang untuk menempatkan
kader-kadernya di organisasi-organisasi intra kampus. Organisasi-organisasi
intra kampus memegang peranan penting dalam dunia kampus, karena
organisasi-organisasi tersebutlah yang menaungi aspirasi mahasiswa secara
langsung.
Kampus merupakan ruang kaderasisasi bangsa. Kampus tidak bisa dipahami
sebagai lingkungan akademis dan ilmu pengetahuan saja, karena realitasnya
kampus terlibat dalam proyek dan pembangunan melalui pemberian legitimasi
ilmiah. Di dalam kampus ada politik dan budaya yang bermacam-macam.
Pemeran utama sebuah kampus adalah mahasiswa. Mahasiwa datang dengan
beragaram karakteristik yang menjadikannya memiliki tipologi beragam pula.
Kampus yang merupakan lingkungan semi terbuka dengan iklim kampus yang bebas
mimbar merupakan tempat potensial bagi kader PMII untuk mengasah mental dan
pengalaman kepemimpinan melalui pengenalan mendalam terhadap kehidupan nyata di
kampus sebagai miniatur negara.
PMII sebagai organisasi mahasiswa yang berada di luar kampus dituntut
untuk selalu peka dengan keadaan dan permasalahan-permasalahan baik di dalam
maupun di luar kampus. Lebih dari itu, sahabat-sahabati kader PMII harus
menyiapkan diri sebaik mungkin secara kapasitas keilmuan dan kecakapan
manajerial berorganisasi, sehingga ketika masuk organisasi intra kampus sudah
matang dan siap tempur. Hal ini harus dipenuhi karena menjadi tanggung jawab
kader-kader PMII.
PMII membina dan mendistribusikan kader-kadernya untuk aktif dalam
lembaga-lembaga kampus, agar kader PMII bisa menempa dan mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya. Di sinilah PMII akan semakin meneguhkan
perjuangannya dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa di segala lapisan baik
akademisi, organisatoris, hingga preman kampus. Kader-kader PMII yang berada di
dalam organisasi intra kampus juga harus mencermati setiap kebijakan-kebijakan
akademik, karena akan ada saja kebijakan-kebijakan kampus yang tidak berpihak
kepada kepentingan mahasiswa secara akademis. Kebijakan-kebijakan yang seperti
ini apabila dibiarkan akan menyebabkan peran-peran mahasiswa yang ada di kampus
akan semakin redup dan lambat laun akan mati di tengah budaya demokrasi yang
diagung-agungkan.
G.
Penutup
Demikian paparan singkat seputar kampus tempat mahasiswa berada.
Kampus menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan dan
mengapresiasikan dirinya sesuai kebutuhan. Kesempatan emas ini tidak akan
dimiliki orang yang tidak sempat belajar di kampus. Anggota baru PMII harus
memandang kampus bukan semata-mata tempat pembelajaran, tetapi juga sebagai
wahana untuk menempa dan mengembangkan bakat yang dimilikinya.
Kampus
bagian dari dunia manusia,
Kampus
memengaruhi perkembangan dunia.
Kampus
tempat mahasiswa mengembangkan aktualisasi dan apresiasinya.
Kampus
bukan hanya tempat pembelajaran.
Kampus
wahana menempa dan mengembangkan bakat dan potensi mahasiswa.
Selamat
datang pejuang baru di dunia pergerakan.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment