INTELEGENSI
A. Pengertian Intelegensi
Kata lain intelegensi adalah kecerdasan. Intelegensi merupakan kemampuan potensial berpikir seorang individu yang dibawa sejak lahir untuk belajar dan bertahan hidup. Kemampuan belajar meliputi: kemampuan merespon, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan memadukan pengalaman, kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan memproses informasi, dan kemampuan menampilkan kembali informasi. Kemampuan bertahan hidup meliputi: kemampuan memecahkan masalah, kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan baru, dan kemampuan meningkatkan diri dalam budaya.
B. Pengukuran Intelegensi
Intelegensi dapat diukur menggunakan alat khusus yang disebut tes intelegensi (Intellegence Quetiont/IQ). Orang yang dianggap berjasa menemukan tes intelegensi adalah Alfred Binet pada tahun 1905. IQ adalah suatu indeks ukuran tingkat kecerdasan seseorang dengan menggunakan skala, waktu, dan umur tetentu, bukan kecerdasan yang sesungguhnya.
Bentuk tes IQ menggunakan:
1. Tipe item tunggal
a. Peabody picture vocabulary test untuk anak-anak
b. Raven progressive matrics untuk orang dewasa.
2. Tipe item bervariasi (verbal dan nonverbal untuk umum)
Perhitungan IQ menggunakan perhitungan deviasi standar (pengukuran penyebaran distribusi skor).
Perkembangan tes intelegensi:
1. Fase persiapan: para ahli sedang berusaha mendapatkan tes intelegensi, kira-kira sampai tahun 1915.
2. Fase naif: orang menggunakan tes intelegensi tanpa kritik, kira-kira 1915 – 1935.
3. Fase mencari tes yang bebas dari pengaruh kebudayaan: para ahli berupaya mencari bentuk tes yang tidak dipengaruhi oleh kebudayaan, tetapi mengalami kegagalan karena tes intelegensi adalah hasil kebudayaan. Fase ini kira-kira 1935 – 1950.
4. Fase kritis: orang menggunakan tes intelegensi dengan sikap kritis. Tes intelegensi sangat berguna, tetapi memiliki kelemahan-kelemahan.
Kelemahan tes intelegensi:
1. Tergantung pada kebudayaan
2. Hanya cocok untuk jenis tingkah laku dan tipe kepribadian tertentu
3. Intelegensi tidak hanya dipengaruhi faktor keturunan
4. Intelegensi tidak konstan
5. Penggolongan intelegensi bukan harga mati
6. Mengandung kekeliruan-kekeliruan
Karena kelemahan-kelemahan tersebut, maka kebenaran hasil tes tidak harus dipercaya secara penuh karena:
1. Kemungkinan hasil tes dipengaruhi situasi dan kondisi pada saat tes dilakukan,
2. Perkembangan kemampuan anak berbeda-beda.
C. Teori Intelegensi
1. Teori General Intellegence (Spearman)
Intelegensi adalah kemampuan umum yang berkaitan dengan induksi hubungan. Ada dua kandungan intelegensi: general ability (g), dan specific ability (s). Faktor general lebih penting dari pada faktor spesifik.
2. Teori intelegensi dari Cattell
Ada dua macam unsur kecerdasan, yaitu intelegensi yang fluid dan yang kristal.
a. Intelegensi yang fluid berkaitan dengan kapasitas seseorang untuk belajar dan memecahkan masalah.
b. Intelegensi yang kristal sangat tergantung pada budaya dan digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang membutuhkan tanggapan yang telah dipelajari.
3. Teori structure of intellect (Guilford)
Kemampuan intelektual diklasifikasikan menjadi tiga dimensi: dimensi operasi, dimensi isi, dan dimensi produk.
a. Dimensi operasi menunjuk pada macam operasi intelektual yang dituntut oleh tes.
b. Dimensi isi menunjuk pada subjek yang diukur intelegensinya.
c. Dimensi produk menunjuk pada struktur mental yang harus diproduksi untuk mendapatkan jawaban yang benar
4. Teori multiple intellegence (Gardner)
Intelegensi manusia memiliki tujuh dimenasi, yaitu:
a. Linguistic intellegensi: sensitivitas terhadap makna, susunan, dan penggunaan kata-kata.
b. Logical mathematical intellegence: kemampuan untuk mengerjakan, mengenali pola, dan susunan rangkaian logika.
c. Musical intellegence: sensivitas terhadap pola musik.
d. Spatial intellegence: kemampuan untuk merasakan dunia visual, menciptakan kembali, mentransformasi atau memodifikasinya.
e. Bodily kinesthetic intellegence: kemampuan menggunakan tubuh dengan baik.
f. Interpersonal intellegence: kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
g. Intrapersonal intellegence: kemampuan mengakses kehidupan internal sendiri.
5. Triarchic theory of intellegence (sternberg)
Intelegensi manusia dapat dipisahkan ke dalam proses-proses komponen yang mempengaruhi cara individu berpikir dan memecahkan masalah.
a. Komponen pemrosesan, digunakan untuk memecahkan masalah.
b. Komponen konstektual, intelegensi berhubungan dengan hal-hal yang terdapat dalam lingkungan sehari-hari.
c. Komponen pengalaman, intelegensi dimodifikasi oleh pengalaman.
D. Perkembangan Intelegensi
Intelegensi dapat berubah sepanjang waktu. Perubahan ini dimungkinkan karena ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Intelegensi dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Pengaruh pembawaan terdapat pada kinerja nonverbal dan pengaruh lingkungan terdapat pada ekspresi bahasa.
E. Pengaruh Intelegensi terhadap Keberhasilan Belajar
Intelegensi merupakan modal utama dalam belajar agar mencapai hasil yang optimal. Setiap anak memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tampak dari proses dan hasil belajar yang dicapai. Pada proses belajar di kelas, ada anak yang cepat menerima penyampaian guru dan ada yang lamban. Tinggi rendah hasil belajar tergantung pada tinggi rendah intelegensi yang dimiliki, walaupun intelegensi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
No comments:
Post a Comment