Ahlan Wasahlan

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu
!!!SELAMAT DATANG!!!
"Tuhan Selalu Memberikan yang Terbaik untuk Hamba-Nya."


MTs Nurul Huda Sukaraja Berbagi

Hikmah Berbagi Takjil di Bulan Ramadhan

Takjil secara harfiah merujuk pada arti makanan minuman yang dikonsumsi untuk membatalkan puasa ketika waktu berbuka puasa telah tiba. Kegia...

Sunday, March 23, 2025

Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri



Ziarah kubur merupakan sebuah tradisi dan telah menjadi bagian dari serba-serbi kehidupan sosial masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Menjelang Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat akan berbondong-bondong melakukan tradisi ziarah kubur atau yang dikenal dengan istilah nyekar dalam bahasa Jawa. Ziarah kubur bukan hanya sekedar mengunjungi kuburan orang shaleh atau orang tua atau kerabat atau orang Islam umum lainnya untuk berdo'a di dalamnya, akan tetapi dalam ziarah kubur mengandung makna dan hikmah tersendiri yang lebih dalam dari sekedar berkunjung dan berdo'a.

Secara etimologi, ziarah mempunyai arti mengunjungi, berkunjung, menengok, saling mengunjungi sebuah tempat seperti halnya makam atau kuburan orang sholeh, kedua orang tua, kerabat, atau orang Islam lainnya.

Pada masa awal Islam, ziarah kubur pernah dilarang oleh Rasulullah, tetapi kemudian larangan ini diubah menjadi diperbolehkan untuk dilakukan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Larangan di masa awal perkembangan Islam karena rukun iman dan rukun Islam belum tertanam kuat di dalam diri umat Islam saat itu, sehingga funsi agama masih banyak terdampak tradisi-tradisi sebelumnya yang bisa membawa kepada kesyirikan. Tradisi-tradisi masyarakat jahiliyah tersebut antara lain pandangan bahwa benda besar membawa keselamatan yang berpotensi untuk disembah dan disakralkan, pemujaan terhadap roh nenek moyang, dan juga mengkeramatkan kuburan. Tradisi-tradisi tersebut telah dilakukan secara turun-temurun. Umat Islam belum benar-benar memahami beriman dan tawakal kepada Allah SWT. 

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Hakim, bahwa Rasulullah SAW tidak hanyajuga menjelaskan manfaat dari melakukan ziarah kubur, yaitu ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikan air mata, mengingat akhirat, dan agar tidak berkata yang buruk pada saat ziarah kubur.

Ada pula hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa malaikat Jibril menemui Rasulullah SAW seraya berkata bahwa Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk mendatangi ahli kubur Baqi' agar Rasulullah memintakan ampun untuk mereka.

Juga hadits 'Asiyah ra yang diriwiyatkan oleh Imam Muslim bahwa setiap kali giliran Rasulullah SAW menginap di rumah 'Aisyah, Rasulullah SAW keluar rumah pada akhir malam menuju ke makam Baqi' seraya mengucapkan salam:
(Salam sejahtera atas kalian, wahai penghuni kubur dari kaum mukmin. Segera datang apa yang dijanjikan pada kalian besok. Sungguh, kami Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni kubur Baqi' Gharqad).

Sebagaimana maklum dalam sejarah Islam bahwa semasa masih belia, Rasulullah SAW pernah diajak sang Ibu untuk berziarah ke makam sang Ayah. Dan setelah sang Ibu meninggal dunia, Rasulullah juga berziarah ke makam sang Ibu.

Sebagaimana juga diriwayatkan secara muttafaq 'alaih bahwa setelah perang Badar, Rasulullah SAW mendekati kuburan Abu Jahal dan 70 orang anggota pasukan kafir Quraisy lainnya, kemudian beliau Rasulullah SAW mengajak bicara orang-orang kafir yang telah mati dalam kuburnya dengan memanggil nama Abu Jahal bin Hisyam, 'Utbah bin Rabi'ah, dan Syaibah bin Rabi'ah, dan juga nama-nama petinggi Quraisy lainnya: "Apakah kalian telah mendapati apa yang telah dijanjikan oleh Rabb kalian itu benar?" Para sahabat terperanjat dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tesebut, lantar 'Umar bin Khaththab bertanya: "Ra Rasulullah, bagaimana engkau mengajak orang-orang yang telah menjadi bangkai?". Rasulullah SAW menjawab: "Demi Zat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, kalian tidak lebih mendengar perkataanku itu melebihi mereka, hanya saja mereka tidak dapat menjawab".

Ziarah kubur dalam Islam diperbolehkan atau dianjurkan yang bersifat umum, baik ziarah kubur orang sholeh maupun ziarah kubur orang Islam umum lainnya. Ziarah kubur ke makam kedua orang tua adalah paling utama dibanding dengan makam lainnya, apalagi makam-makam yang tidak jelas siapa orang yang dimakamkan di dalamnya. Seandainya ada yang dianggap keramat di dunia ini, maka yang paling keramat adalah makam kedua orang tua. Keutamaan ini karena berkaitan dengan bakti anak kepada kedua orang tua yang tidak terhenti ketika kedua orang tua telah meninggal dunia. Kewajiban anak berbakti kepada kedua orang tua adalah ketika kedua orang tua masih hidup dan juga ketika kedua orang tua telah meninggal dunia juga tetap berkewajiban berbakti kepada kedua orang tua. Caranya adalah dengan berziarah ke makam kedua orang tua, mendo'akan dan memohonkan ampunan kepada Allah SWT untuk kedua orang tua. Ziarah ke makam kedua orang tua merupakan bentuk bakti dan kecintaan anak kepada kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia.  Jelaslah bahwa kedua orang tua di kuburnya juga dapat melihat, mendengar, atau bisa merasakan kehadiran anak-anaknya yang berziarah ke makamnya, hanya saja mereka kedua orang tua tidak bisa menjawab. Ziarah ke makam kedua orang tua bisa dilakukan kapan saja, tetapi bagi anak-anak yang domisili jauh dari makam kedua orang tua, hendaknya berziarah ke makam kedua orang minimal setahun sekali, yaitu ketika momen Hari Raya Idul Fitri, selain itu juga bisa tetap menjaga silaturahmi dengan saudara dan kerabat. Jadi, tidak alasan untuk tidak pulang kampung ketika kedua orang tua telah meninggal dunia, walaupun kedua orang tua telah meninggal dunia, anak bisa tetap berziarah ke makam kedua orang tuanya.

Dengan diperbolehkannya atau dianjurkannya ziarah kubur, maka hendaknya pada saat melaksanakan ziarah kubur agar menjaga adab tata kerama dan dilakukan dengan cara yang benar agar memperoleh manfaat dari ziarah kubur. Tidak dibenarkan berdo'a atau meminta-minta kepada kuburan atau orang yang dikubur, do'a atau permintaan harus ditujukan kepada Allah SWT. Harus diingat bahwa ziarah kubur semata-mata untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT, ziarah kubur tidak boleh malah menjerumuskan umat Islam kepada praktik kesyirikan.

Di antara adab tata kerama ziarah kubur adalah mengucapkan salam sesuai Sunah Rasulullah SAW:
(Salam sejahtera atas penghuni pemukiman dari orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah SWT memberi rahmat kepada orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan. Sungguh, kami Insya Allah benar-benar akan menyusul kalian)


(Salam sejahtera atas kalian, wahai penghuni pemakaman dari orang-orang Islam dan orang-orang beriman. Sungguh, kami insya Allah benar-benar akan menyusul kalian. Aku memohon 'afi'at kepada Allah SWT untuk kami dan kalian)

Kemudian, berikutnya yang termasuk adab tata kerama ziarah kubur adalah berwudlu terlebih dahulu, membaca ayat-ayat Al-Qur'an, membaca istighfar, membaca do'a ziarah kubur, tidak berjalan atau duduk di pusara kuburan.
Ziarah kubur tidak boleh dimaksudkan untuk shalat di sisi makam, atau tawaf mengelilingi makam, atau menciumi makam, atau mengusap-usap makam untuk mencari keberkahan, atau menangis meronta-ronta, atau berdo'a meminta kepada kuburan atau orang yang dikubur untuk mengabulkan hajat atau menolak dan menjauhkan dari mara bahaya, atau perbuatan-perbuatan lain yang dapat mengantarkan kepada kemusyrikan. 

Hikmah atau manfaat ziarah kubur antara lain:

Mengingatkan manusia akan kematian dan akhirat
Ziarah kubur dapat mengingatkan sesorang akan kematian dan akhirat. Bagi manusia di zaman modern sekarang ini sangat dibutuhkan mengingat kematian dan akhirat, hal ini agar manusia tidak terlena dengan kenikmatan dunia dan manusia bisa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi kematian dan Hari Akhir. Ya, kematian tidak pernah dapat diduga dan direncanakan waktunya, tetapi dengan mengingat kematian melalui ziarah kubur, paling tidak bisa mengkondisikan diri untuk mempersiapkan diri ketika ajal menjemput.

Memotivasi menjalani kehidupan di dunia untuk mempersiapkan bekal penting
Kematian menjadi akhir dari kenikmatan gemerlap dunia yang diperoleh manusia. Setelah kematiannya, manua akan tertimbun di dalam tanah sebagai tempat tinggalnya. Penting untuk disadari bahwa tempat tinggal abadi manusia bukanlah di kehidupan dunia, tetap di dunia manusia hanya sedang berjalan menuju tempat tinggal abadi di kehidupan akhirat.

Mendo'akan dan memohonkan ampun untuk orang yang telah meninggal
Manfaat yang selanjutnya adalah manfaat untuk jenazah (mayit), yaitu mendo'akan dan memohonkan ampunan untuk orang yang dikubur.

Melunakkan hati
Manfaat lain dari ziarah kubur adalah berupa kelembutan hati yang didapat saat berziarah. Ketika mengingat kematian dan akhirat, tentu hati akan melembut dan selalu berusaha mengingat Allah SWT. Saat hati menjadi lembut dan selalu mengingat bahwa kematian dan akhirat adalah benar, maka akan menjadi manusia yang tidak hanya memikirkan dan mengejar gemerlap kemewahan hidup di dunia. Dengan begitu, maka terbentuklah keseimbangan dalam hidup, yaitu kehidupan di dunia menjadi ladang untuk kehidupan di akhirat.

Menjadi zuhud dari kehidupan dunia
Ketika ziarah kubur, maka akan melihat awha manusia yang dahulu hidupnya gemerlap dengan kemewahan kehidupan dunia, akhirnya juga akan tertimbun di dalam tanah. Hal ini seharusnya mampu menjadikan manusia zuhud dari kehidupan dunia, menjadi tidak tamak, tidak memiliki ambisi berlebihan terhadap kemewahan kehidupan dunia. Manusia harus sadar, bahwa semua kemewahan di dunia akan ditinggalkan ketika meninggal dunia.
Wallahu A'lamu.


















No comments: