Ahlan Wasahlan

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu
!!!SELAMAT DATANG!!!
"Tuhan Selalu Memberikan yang Terbaik untuk Hamba-Nya."


Wednesday, January 8, 2014

Terjemah Kitab Tijanu al-Darori



TERJEMAH KITAB TIJANU AL-DARORI
Oleh
Santri Putri SMK Nurul Huda Sukaraja Kelas XI Tahun Pelajaran 2013/2014


Bismillahirrahmanirrahimi

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada kekasih Allah, Nabi Agung Muhammad SAW.
Orang yang mengharapkan rahmat Allah Yang Maha Waspada serta Maha Melihat yaitu: Ibrahim Al-Bajuri yang memiliki syarah (ringkasan) telah berkata: Teman-taman saya meminta kepadaku, semoga Allah membaguskanku dan teman-teman di dalam keadaan dan perilaku yang baik, agar saya menulis sebuah kitab yang berisi tentang sifat wajib, sifat mustahi, dan sifat jaiz bagi Allah. Juga sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz bagi rasul; maka saya memenuhinya dan saya berkata: Dengan pertolongan Allah, wajib bagi setiap orang mukallaf mengetahui sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz bagi Allah yaitu:

Sifat Wajib dan Mustahil Allah
Wajib bagi Allah mempunyai sifat Wujud yang berarti ada. Lawannya adalah ’adam, yang berarti tidak ada. Dalilnya adalah adanya semua makhluk ciptaan Allah.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Qidam yang berarti terdahulu, maknanya sesungguhnya tidak ada awalan bagi Allah. Lawannya adalah hudus yang berarti baru. Dalilnya adalah jika Allah itu baru maka butuh pembaharu dan itu sangat mustahil.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Baqa’ yang berarti kekal, maknanya sesungguhnya tidak ada yang mengakhir Allah. Lawannya adalah fana’ yang berarti rusak. Dalilnya adalah jika Allah itu rusak/fana maka pasti ada yang baru dan sesungguhnya itu sangat mustahil.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Mukhalafatu Lilhawaditsi yang berarti berbeda dengan makhluk-Nya dan lawannya adalah mumatsalatu lilhawaditsi yang berarti sama dengan makhluk-Nya. Sesungguhnya tidak ada makhluk yang menyerupai Allah, dan Allah itu tidak mempunyai tangan, mata, telinga, dan tidak mempunyai sifat seperti makhluk dan tidak ada yang menyerupai-Nya. Dalilnya adalah apabila Allah itu menyerupai makhluk-Nya maka pasti akan ada Allah yang baru dan itu sangatlah mustahil.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Qiyamuhu Binafsihi, yang artinya berdiri sendiri dan tidak membutuhkan suatu tempat dan penentu. Lawannya adalah sifat Ihtiyaju Lighoirihi yang artinya membutuhkan pada yang lainnya. Dalilnya adalah jika Allah membutuhkan tempat maka Allah merupakan sifat, dan Allah sebagai sifat itu mustahil. Dan jika keberadaan Allah membutuhkan penentu, maka Allah adalah sesuatu yang baru, dan itu mustahil.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Wahdaniyah, yang artinya esa atau tunggal dalam dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Makna esa dalam dzat adalah sesungguhnya Allah tidak tidak tersusun dari bagian-bagian yang banyak. Sesungguhnya arti esa menurut sifat-Nya ialah bahwa sifat Allah tidak memiliki dua sifat atau lebih seperti ada dua kekuasaan. Tidak ada sifat yang menyerupai sifat Allah SWT. Arti esa dalam perbuatan Allah, yaitu tidak ada perbuatan seperti perbuatan Allah. Allah berkuasa di dalam pekerjaan-Nya. Lawan sifat esa adalah ta’addud yang artinya banyak. Dalilnya adalah apabila adanya Allah itu banyak maka tidak ditemukan sesuatu dari makhluk di alam semesta ini.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Qudrat yang berarti berkuasa, yaitu sifat terdahulu yang menetapkan dzat Allah yang mewujudkan dan meniadakan. Lawannya adalah sifat ’Ajzun yang artinya lemah. Dalilnya sesungguhnya jika Allah lemah, maka tidak akan ditemui sesuatupun dari makhluk-Nya.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Iradat yang artinya berkehendak, yaitu sifat terdahulu yang menguatkan Dzat Allah yang menentukan keberadaan sesuatu atau meniadakannya, atau dengan kaya miskin atau pandai bodoh. Lawannya adalah karohah artinya terpaksa atau tidak berkehendak. Dalilnya adalah sesungguhnya jika Allah terpaksa, maka Allah pasti lemah. Dan Allah yang lemah itu tidak mungkin.
Dan wajib bagi Allah bersifat Ilmu yang berarti mengetahui yaitu sifat terhadulu yang menguatkan Dzat Allah yang mengetahui semua perkara. Lawannya adalah jahlun yang berarti bodoh. Dalilnya adalah sesungguhnya jika Allah bodoh, maka tidak mungkin Allah berkehendak. Dan sangat mustahil Allah memiliki sifat yang bodoh.
Dan wajib bagi Allah memiliki sifat Hayat yang berarti hidup, yaitu sifat terdahulu yang menguatkan Dzat Allah yang membenarkan Allah memiliki sifat Ilmu dan sifat lainnya. Lawannya adalah sifat Maut yang berati mati. Dalilnya adalah sesungguhnya jika Allah mati, maka Allah bukan dzat yang berkuasa dan tidak berkehendak, dan tidak memiliki pengetahuan. Dan itu mustahil.
Dan wajib bagi Allah memiliki sifat Sama’ yang artinya mendengar dan Bashor yang artinya melihat, yaitu dua sifat terdahulu yang menguatkan Dzat Allah yang dapat menyingkap perwujudan. Lawannya adalah Shomam yang berati tuli dan Umyun yang berarti buta. Dalilnya adalah firman Allah: ”Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat”.
Dan wajib bagi Allah memiliki sifat Kalam yang berarti berfirman yaitu sifat dahulu yang menguatkan dzat Allah. Firman Allah tidak berbentuk huruf dan tidak berbunyi. Lawannya adalah bukmum yang berarti bisu. Dalilnya adalah firman Allah: ”Dan Allah telah berfirman kepada Musa secara langsung”.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Qodiran yang berarti Maha Berkuasa. Lawannya adalah ’Ajizan yang berarti Maha Lemah. Dalilnya adalah  dalil sifat Qudrat.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Muridan yang artinya Maha Berkehendak. Lawannya adalah Karihan yang berarti Maha Terpaksa. Dalilnya adalah dalil sifat iradat.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat ’Aliman yang berarti Maha Mengetahui. Lawannya adalah Jahilan yang berarti Maha Bodoh. Dalilnya adalah dalil sifat ’Ilmu.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Hayyan yang berarti Maha Hidup. Lawannya adalah Mayyitan yang berarti Maha Mati. Dalilnya adalah dalil sifat Hayat.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Sami’an yang berarti Maha Mendengar dan sifat Bashiran yang berarti Maha Melihat. Lawannya adalah sifat Ashomma yang berarti Maha Tuli dan A’ma yang berarti Maha Buta. Dalilnya adalah  dalil sifat Sama’ dan sifat Bashor.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Mutakaliman yang berarti Maha Berfirman. Lawannya adalah Abkama yang berarti Maha Bisu. Dalilnya adalah dalil sifat Kalam.

Sifat Jaiz Allah
Dan jaiz atau boleh bagi Allah melakukan setiap perkara yang mungkin atau meninggalkannya. Dalilnya sesungguhnya jika wajib bagi Allah melakukan sesuatu atau meninggalkannya, maka jaiz menjadi wajib atau mustahil, dan hal itu tidak mungkin.


Sifat Wajib dan Mustahil Rasul
Dan wajib dalam diri rasul ’alaihim solatu wasalam memiliki sifat Shiddik yang berarti benar. Lawannya adalah Kidzib yang berarti bohong. Dalilnya adalah sesungguhnya jika para rasul berbohong, maka pasti wahyu Allah itu bohong, dan itu mustahil.
Dan wajib dalam diri rosul sifat Amanah yang berarti terpercaya. Lawannya sifat amanah adalah khianat. Dalilnya adalah  jika para rosul berkhianat dengan mengerjakan sesuatu yang diharamkan atau dimakruhkan, maka kita semua diperintah dengan itu. Dan tidak benar kalau kita diperintah dengan perkara yang diharamkan atau dimakruhkan.
Dan wajib bagi rosul memiliki sifat tabligh yang berarti menyampaikan wahyu yang perintahkan untuk disampaikan kepada manusia. Lawannya adalah Kitman yang berarti menutupi atau menyembunyikan. Dalilnya adalah sesungguhnya jika para rasul menyembunyikan wahyu yang diperintahkan untuk disampaikan, maka kita diperintahkan untuk menyembunyikan ilmu, dan tidak sah bila kita diperintah menyembunyikan ilmu, karena sesungguhnya orang yang menyembunyikan ilmu itu dilaknat.
Dan wajib bagi rosul memiliki sifat Fathonah yang berarti cerdas. Lawannya adalah baladah yang berarti bodoh. Dalilnya adalah jika rosul tidak cerdas, maka para rasul tidak mampu menegakkan hujjah menghadapi lawan. Dan itu tidak mungkin, karena Al-Qur’an menunjukkan banyak tempat bahwa para rasul menegakkan hujjah terhadap lawan-lawannya.

Sifat Jaiz Rasul
Dan sifat jaiz bagi rosul adalah al-A’rod al-Basyariyah yaitu memiliki sifat manusiawi yang tidak mengurangi martabatnya yang mulia seperti sakit dan sejenisnya. Dalilnya adalah seperti yang terlihat sifat manusiawi pada diri rosul.

Penutup
Nasab Nabi Muhammad SAW
Wajib bagi seseorang mengetahui nasab Nabi Muhammad SAW dari pihak ayah maupun pihak ibunya. Adapun nasab dari ayahnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadlir bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudlor bin Nizar bin Mu’ad bin Adnan. Dan tidak ada nazab setelah Adnan hingga Nabi Adam Alaihi Salam yang dikutip dari jalan yang benar.
Adapun nasab Nabi dari ibunya yaitu Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhroh bin Kilab, maka nasab Aminah dan Nabi Muhammad SAW bertemu pada eyangnya (Kilab).

Syafa’at Nabi Muhammad SAW
Dan dari sebagian perkara yang wajib diketahui juga bahwa sesungguhnya Nabi mempunyai telaga/danau. Dan sesungguhnya Nabi Muhammad SAW akan memberi syafa’at pada hari penghakiman yang akan memisahkan manusia. Dan syafaat ini khusus bagi Nabi Muhammad SAW.

Nabi yang Wajib Diketahui
Dan dari sebagian perkara yang wajib diketahui adalah para rosul yang disebutkan di dalam Al-Qur’an secara terperinci. Dan yang selain tersebut, maka wajib untuk mengetahui secara global. Dan sebagian ulama’ telah menadomkan nabi-nabi yang wajib diketahui secara terperinci, sebagian ulama’ berkata:
Wajib bagi setiap mukallaf mengenal nabi-nabi secara terperinci yang telah diketahui dalam hujjah kita ada 18 dan sisanya ada 7, yaitu:
Nabi Idris,
Nabi Hud,
Nabi Syu’aib,
Nabi Soleh, begitu juga
Nabi  Dzulkifli, dan
Nabi Adam AS, yang diakhiri dengan
al-Muhtar Nabi Muhammad SAW.
Dan juga sebagian dari yang wajib diyakini yaitu bahwa sesungguhnya zaman nabi adalah zaman yang paling baik, kemudian pada zaman setelah nabi, dan kemudian zaman setelah zaman nabi, dan zaman sesudahnya lagi.

Anak-Anak Nabi Muhammad SAW
Dan sebaiknya bagi seseorang untuk mengetahui anak-anak Nabi Muhammad SAW. Anak-anak nabi menurut riwayat yang sahih yaitu:
Al-Qosim,
Zainab,
Ruqayah,
Fatimah,
Umu Qulsum,
Abdullah yang dijuluki al-Thoyyib dan al-Thohir, dan
Ibrahim.
Dan semua itu adalah anak-anak dari Siti Khadijah kecuali Ibrahim yang dilahirkan dari Maryatul Kiptiyah.
Adapun akhir dari tulisan ini yang Allah telah memberikan kemudahan, keutamaan, dan kemuliaan, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.
Alhamdulillahirobbil ’alamin


”MOHON KOREKSI TERHADAP KEKELIRUAN KAMI
DALAM USAHA BELAJAR INI”

Santri Putri SMK Nurul Huda Sukaraja Kelas XI Tahun Pelajaran 2013/2014:
(Anita Saputri, Aria Ningsih, Desi Badriyah, Dewi Astuti, Dewi Lestari, Diana Pungky, Eti Sa’diyah, Ika Purwantini, Istianingrum, Maryani, Mega Silviani, Mina Kusniati, Nur Lailatul Qomariyah, Nurmas Qulatul Khoiriah, Nurul Aini, Reni Desvita Fajar Sari, Riska Hilina, Siti Aslamiah, Siti Istiyanah, Siti Mutmainah, Siti Widia Astuti, Sufiatul Masitoh, dan Wiwik Suryani).

Unduh di sini!

No comments: