MEDIA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
A. Pendahuluan
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif
yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi bernilai
edukatif karena kegiatan yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Guru dengan penuh kesadaran
melakukan kegiatan secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu untuk
kepentingan pembelajaran.
Guru selalu dituntut agar materi pembelajaran yang disampaikan
dapat dikuasai siswa secara tuntas. Hal ini menjadi permasalahan yang cukup
sulit bagi guru, karena siswa bukan hanya sebagai individu dengan semua
keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang
yang berbeda. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan siswa dengan yang
lainnya, yaitu aspek intelektual, aspek psikologis, dan aspek biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan
yang melahirkan sikap dan perilaku siswa bervariasi di sekolah. Hal itu pula
yang menjadikan berat tugas guru dalam mengelola kelas dengan baik.
Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah kesulitan mengelola
kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pembelajaranpun sulit
untuk dicapai. Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi, apabila ada usaha yang
dilakukan oleh guru. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
meminimalkan jumlah siswa di kelas, mengaplikasikan beberapa prinsip
pengelolaan kelas, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Di samping itu,
perlu memanfaatkan media pembelajaran yang telah ada dan mengupayakan pengadaan
media pembelajaran baru demi mewujudkan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan pendidikan di sekolah, maka penggunaan alat-alat atau
media pembelajaran juga harus menyesuaikan dengan kemajuan teknologi tersebut. Penggunaan
media teknologi membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Tidak
hanya itu, perkembangan pendidikan di sekolah semakin lama semakin mengalami
perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan.
Saat ini, pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan
dengan perkembangan teknologi informasi. Hal itu menyebabkan terjadi perubahan
dan pergeseran paradigma pendidikan. Pembelajaran yang semula hanya menggunakan
metode ceramah konvensional atau verbal semata menjadi pembelajaran yang lebih
aktif dan menyenangkan. Pembelajaran yang semula siswa sebagai obyek pasif yang
hanya menerima apa adanya dari guru, menjadi pembelajaran yang menuntut siswa
untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif dan menyenangkan
memerlukan sarana yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses
pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran, setidaknya sarana yang efektif dan efisien dalam bentuknya,
komponen lingkungannya, alat fisiknya, dan komunikasinya. Demikian pula dengan
Pendidikan Agama Islam juga memerlukan sarana pembelajaran untuk meningkatkan
partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Sarana pembelajaran
tersebut dikenal dengan istilah media pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam,
kehadiran media pembelajaran sangat penting artinya dan merupakan suatu
keharusan. Ketiadaan media sangat memengaruhi proses belajar mengajar, media
pembelajaran dapat membantu mengatasi ketidakjelasan materi yang disampaikan
menjadi jelas dan mudah diterima oleh siswa.
B. Pembahasan
1.
Pengertian Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Arsyad (2011, hlm.3)
menyebutkan, ”Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti
tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسائل)
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”. Pengertian ini mengacu pada perantara yang
mendistribusikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Perantara
dapat berbentuk alat fisik, sebagaimana pendapat Briggs seperti dikutip oleh
Ramayulis (2011, hlm. 250) yang mendefinisikan media sebagai segala bentuk alat
fisik yang dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Alat fisik yang digunakan
untuk menyajikan pesan kepada penerimanya untuk merangsang siswa agar mau dan
aktif dalam belajar. Pengertian tersebut senada dengan pendapat Rustyah NK
sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm. 250) menyebutkan bahwa
pengertian media mengacu pada penggunaan alat yang berupa benda untuk membantu
proses penyampaian pesan.
Ada kata kunci baru yang
muncul dari pengertian menurut Rustyah, yaitu media sebagai alat bantu proses
penyampaian pesan. Alat bantu mempunyai pengertian yang lebih luas dari sekedar
alat berbentuk fisik. Hal ini lebih dipertegas oleh Basyiruddin Usman (2002,
hlm.127) yang menyebutkan, ”Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan
manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”. Demikian pula pendapat Gegne
sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm.250) menyebutkan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
peserta didik untuk belajar.
Kedua pendapat terakhir
mengandung pengertian yang lebih luas dibanding dengan pengertian-pengertian
sebelumnya. Media merupakan semua komponen yang terkait dengan proses
penyampaian pesan. Media pembelajaran dan alat pembelajaran mempunyai
pengertian yang sama, sebagaimana pendapat Daradjat (1984, hlm.80) yang menyebutkan
bahwa pengertian alat pendidikan sama dengan media pendidikan sebagai sarana
pendidikan.
Media pembelajaran
merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu
guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima
pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media pembelajaran
dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada
siswa. Jika media pembelajaran didesain dan dikembangkan secara baik, maka
peran guru dapat diperankan oleh media
pembelajaran meskipun tanpa keberadaan guru.
Keberadaan media pembelajaran akan menjadikan materi
pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit. Siswa menjadi aktif
dan memperoleh pengalaman langsung melalui media pembelajaran.
Kerucut Pengalaman (Cone
of experience) Edgar Dale
Secara garis besar
pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai perantara
atau pengantar, alat bantu mengajar, sarana pembawa/penyalur pesan, sumber
belajar, dan alat perangsang siswa agar pembelajaran menjadi lebih konkrit dan
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta
dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar
yang efektif dan efisien.
2.
Tujuan Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Basyiruddin Usman (2002, hlm. 19)
menyebutkan, ”Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan
atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar”. Peningkatan mutu proses kegiatan belajar
mengajar menjadi tujuan dari penggunaan media pembelajaran. Mutu proses belajar
mengajar mengindikasikan bahwa belajar mengajar dengan menggunakan media
pembelajaran akan meningkatkan efisiensi pembelajaran, guru dapat tetap menjaga
relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan akan sangat membantu siswa
untuk berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
Tujuan penggunaan media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai alat bantu pembelajaran,
yaitu: mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan efisiensi pembelajaran,
menjaga relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan membantu konsentrasi
siswa.
3.
Fungsi Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sebagai
alat bantu, media berfungsi melicinkan jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Ramayulis 2002, hlm. 190).
Sebagai pelicin jalan mencapai tujuan
pembelajaran media harus mampu menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Harus diingat bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Dalam proses komunikasi haru sada pesan
yang disampaikan, pesan dalam hal ini berupa materi pembelajaran. Pesan harus
disampaikan dengan media yang cocok dan kreatif, sehingga siswa akan terangsang
untuk mengikuti proses pembelajaran dengan serius dan aktif.
Fungsi media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam antara lain: memperlancar interaksi antara guru dan siswa,
serta perangsang pembelajaran.
4.
Manfaat Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Bahri Djamarah (2002,
hlm.138) menyebutkan bahwa media
pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran, yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ramayulis (2002, hlm. 190)
menyebutkan bahwa proses
belajar mengajar dengan bantuan media akan mempertinggi
kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti
kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan
hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar.
Beberapa manfaat tersebut antara lain: penyeragamanan penyampaian materi,
materi lebih jelas dan menarik, pembelajaran lebih interaktif, efisiensi waktu
dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, pembelajaran dapat
dilakukan kapanpun dan di manapun, menumbuhkan sikap positif dalam belajar, pembelajaran
lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
5.
Ciri-Ciri Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Gerlach dan Ely sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2011,
hlm. 12-14) mengemukakan tiga ciri media, yaitu: ciri fiksatif (fixative
property), ciri manipulatif (manipulative property), dan ciri
distributif (distributive property).
Sebuah media pembelajaran
dikatakan memiliki ciri fiksatif apabila media pembelajaran tersebut mampu merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
Media pembelajaran dikatakan memiliki ciri
manipulatif apabila media pembelajaran tersebut mampu mentransformasi
suatu kejadian atau objek. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian
sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali
urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi
pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan
menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
Media pembelajaran dikatakan memiliki ciri
distributif apabila suatu
objek atau kejadian mampu ditransformasikan
melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah
besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadin tersebut.
6.
Jenis Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Basyiruddin Usman (2002,
hlm.127-128) menggolongkan media menjadi delapan kategori, yaitu: realthings,
verval representation, grafic representation, still picture, motion picture,
audio (recording), simulation.
Usaha Nabi dalam
menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya
yaitu dengan menggunakan media yang tepat berupa media contoh/teladan
perbuatan-perbuatan baik nabi sendiri (Uswatun Khasanah). Istilah
”Uswatun Khasanah” barangkali dapat diidentifikasikan dengan ”demonstrasi”
yaitu memberikan contoh dan menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan
sesuatu. Media ini selalu digunakan nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama
kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain. Selanjutnya, melalui suri tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka
guru agama akan dapat menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang baik pula
terhadap anak didik. Begitupula sebaliknya. (Basyiruddin Usman 2002, hlm. 116)
Kemudian daripada itu,
media pendidikan agama dapat juga diartikan semua aktivitas yang ada
hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat
diperagakan maupun teknik/metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama
dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran
Islam. (Nawawi 1993, hlm. 213)
Media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.
Media yang bersifat benda
1)
Media visual, misal:
grafik, diagram, chart, bagan, poster, dan komik.
2)
Audial, misal: radio, tape
recorder, dan laboratorium.
3)
Projected still media, misal: slide,
OHP, dan infocus.
4)
Projected motion media, misal: film, televisi,
video, komputer, dan internet.
b.
Media yang bersifat bukan
benda
Media yang bersifat bukan benda meliputi keteladanan,
perintah/larangan, dan ganjaran/hukuman.
Setiap media pembelajaran
memiliki karakteristik masing-masing, khususnya kelebihan dan kekurangannya.
Oleh karena itu, guru harus benar-benar memperhatikan karakteristik dari
masing-masing media tersebut. Ketika media yang dipilih tidak tepat, maka
pembelajaran tidak akan berjalan lebih baik, karena media pembelajaran tidak
dapat berfungsi dengan baik sebagai alat bantu yang memperlancar kegiatan
belajar mengajar.
7.
Pemilihan Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Tidak semua media
pembelajaran cocok digunakan dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu
dilakukan pertimbangan dalam memilih media supaya penggunaan media pembelajaran
tersebut benar dan tepat. Media yang digunakan guru PAI harus tepat dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menentukan media yang tepat
guru PAI harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pemilihan
media, antara lain:
a.
Kesesuaian media dengan
tujuan pembelajaran,
b.
Kesesuaian media dengan
tingkat kemampuan siswa,
c.
Ketersediaan sumber
belajar,
d.
Ketersediaan dana/ biaya,
dan
e.
Kesesuaian media dengan
teknik yang dipakai. (Basyiruddin Usman 2002, hlm.128)
Keterkaiatan antara media pembelajaran dengan tujuan, materi,
metode, dan kondisi pembelajar, harus menjadi perhatian dan pertimbangan
pengajar untuk memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas,
sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
terkait dan memiliki hubungan secara timbalebalik dengan empat aspek tersebut. Dengan demikian,
alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan
dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
Pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus
memperhatikan: tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode mengajar, alat
yang dibutuhkan, pribadi guru yang mengajar, minat dan kemampuan mengajar,
situasi pembelajaran, dan kondisi siswa.
8.
Keberhasilan Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Media pembelajaran akan
memberikan pengaruh terhadap peserta didik yaitu peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang
materi yang didapatkan, juga akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi, sehingga
besar kemungkinan dengan memperhatikan alat/media pembelajaran itu, tujuan
pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien (Basyiruddin Usman 2002,
hlm. 191)
Pada
proses belajar mengajar guru harus mempunyai keahlian dalam menggunakan
berbagai macam media pembelajaran, terutama media yang digunakan dalam proses
mengajarnya, sehingga materi ataupun pesan yang disampaikan akan tersalurkan
dengan baik pula.
Keberhasilan penggunaan
media pembelajaran Pendidikan Agama Islam tergantung pada: isi pesan, cara
penjelasan pesan, dan karakteristik penerima pesan.
C. Kesimpulan
Pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam
adalah sebagai perantara atau pengantar, alat bantu mengajar, sarana
pembawa/penyalur pesan, sumber belajar, dan alat perangsang siswa agar pembelajaran
menjadi lebih konkrit dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong proses belajar yang efektif dan efisien.
Tujuan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu mempermudah proses
pembelajaran, meningkatkan efisiensi pembelajaran, menjaga relevansi materi
dengan tujuan pembelajaran, dan membantu konsentrasi siswa.
Fungsi media pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara
lain memperlancar interaksi antara guru
dan siswa, serta perangsang pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran antara lain penyeragamanan penyampaian materi, materi
lebih jelas dan menarik, pembelajaran lebih interaktif, efisiensi waktu dan
tenaga, meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, pembelajaran dapat dilakukan
kapanpun dan di manapun, menumbuhkan sikap positif dalam belajar, pembelajaran
lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Ciri-ciri media pembelajaran adalah ciri fiksatif (fixative
property), ciri manipulatif (manipulative property), dan ciri
distributif (distributive property).
Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu media bersifat benda dan media bersifat bukan
benda. Media bersifat benda antara lain: media visual, media audial, Projected
still media, dan Projected motion media. Media bersifat bukan benda
berupa keteladanan, perintah/larangan, dan ganjaran/hukuman.
Pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus
memperhatikan tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, metode mengajar, alat yang dibutuhkan, pribadi guru yang
mengajar, minat dan kemampuan mengajar, situasi pembelajaran, dan kondisi
siswa.
Keberhasilan penggunaan media pembelajaran Pendidikan
Agama Islam tergantung pada isi pesan, cara penjelasan pesan, dan karakteristik
penerima pesan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media
Pembelajaran. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Basyiruddin Usman dan Asnawir. 2002. Media
Pembelajaran. Ciputat Pers, Jakarta.
Basyiruddin Usman. 2002. Metodologi
Pembelajaran Agama Islam. Ciputat Pers, Jakarta.
Daradjat, Zakiah. 1984. Ilmu
Pendidikan Islam. Bumi Aksara, Jakarta.
Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan
Dalam Islam.Al-Ikhlas, Surabaya.
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia, Jakarta.
Ramayulis. 2011. Filsafat
Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran
para Tokohnya. Kalam Mulia, Jakarta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.