Ahlan Wasahlan

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu
!!!SELAMAT DATANG!!!
"Tuhan Selalu Memberikan yang Terbaik untuk Hamba-Nya."


Friday, May 31, 2013

Jadwal UAS Genap 2012/2013


JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP
STKIP NURUL HUDA SUKARAJA OKU TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2012/2013

Selengkapnya dapat diunduh di sini!

Wednesday, May 29, 2013

Ujian Akhir Semester Kapita Selekta Pendidikan Ekonomi





PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER
STKIP NURUL HUDA SUKARAJA OKU TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2012/2013

 

          Mata Kuliah                      : KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN EKONOMI
          Program Studi                    : Pendidikan Ekonomi (S1)
          Semester                            : VI/A, VI/B, dan VI/C
          Tahun Akademik               : 2012/2013
          Sifat Ujian                         : Take Home Exam
          Waktu                                : 1 s.d. 16 Juni 2013
                       
Petunjuk:
1.      Ujian Akhir Semester bersifat individu!
2.      Jawaban diketik rapi mengikuti pedoman penulisan karya tulis yang berlaku. Gunakan kertas A4.
3.      Pembagian soal:
a.       nomor soal ganjil untuk kelas VI/A,
b.      nomor soal genap untuk kelas VI/B, dan
c.       soal nomor 6 s.d. 10 untuk kelas VI/C.
4.      Unsur penilaian meliputi: sistematika, bahasa, cara penyajian, dan isi.
5.      Pengumpulan jawaban terakhir tanggal 16 Juni 2013 melalui masing-masing ketua kelas.
6.      Keterlambatan pengumpulan jawaban berdampak pada pengurangan skor penilaian.

Soal:
1. Bagaimana realita pembangunan sektor pertanian dan sektor industri di Indonesia? Bagaimana hubungannya dengan pendidikan ekonomi?
2.      Bagaimana realita kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di Indonesia? Bagaimana hubungannya dengan pendidikan ekonomi?
3.    Bagaimana pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia? Bagaimana hubungannya dengan pendidikan ekonomi?
4.      Apa dampak globalisasi di Indonesia? Apa pengaruhnya terhadap pendidikan ekonomi?
5.     Bagaimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia? Bagaimana hubungannya dengan pendidikan ekonomi?
6.    Bagaimana kondisi kompetensi lulusan lembaga pendidikan di Indonesia? Bagaimana hubungannya dengan pendidikan ekonomi?
7.     Bagaimana kondisi sumber daya manusia pendidikan di Indonesia? Bagaimana hubungannya dengan pendidikan ekonomi?
8.      Bagaimana realita biaya pendidikan di Indonesia? Bagaimana hubungannya dengan pendidikan ekonomi?
9.      Bagaimana kondisi ketenagakerjaan di Indonesia? Bagaimana hubungannya dengan pendidikan ekonomi?
10.  Bagaimana kondisi pendidikan ekonomi di Indonesia saat ini? Bagaimana pengaruhnya terhadap pembentukan nilai-nilai etika/moral siswa?

Catatan: Pendidikan ekonomi yang dimaksud meliputi: input, proses, dan output pendidikan ekonomi.

Selamat Bekerja!
Bekerjalah dengan jujur, karena apapun yang Anda kerjakan, Tuhan Maha Mengetahui!

atau dapat diunduh di sini!

Wednesday, May 8, 2013

Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam



MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

A.    Pendahuluan
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi bernilai edukatif karena kegiatan yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Guru dengan penuh kesadaran melakukan kegiatan secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu untuk kepentingan pembelajaran.
Guru selalu dituntut agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai siswa secara tuntas. Hal ini menjadi permasalahan yang cukup sulit bagi guru, karena siswa bukan hanya sebagai individu dengan semua keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan siswa dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, aspek psikologis, dan aspek biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan sikap dan perilaku siswa bervariasi di sekolah. Hal itu pula yang menjadikan berat tugas guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah kesulitan mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pembelajaranpun sulit untuk dicapai. Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi, apabila ada usaha yang dilakukan oleh guru. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalkan jumlah siswa di kelas, mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Di samping itu, perlu memanfaatkan media pembelajaran yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pembelajaran baru demi mewujudkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan di sekolah, maka penggunaan alat-alat atau media pembelajaran juga harus menyesuaikan dengan kemajuan teknologi tersebut. Penggunaan media teknologi membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Tidak hanya itu, perkembangan pendidikan di sekolah semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan.
Saat ini, pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi. Hal itu menyebabkan terjadi perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan. Pembelajaran yang semula hanya menggunakan metode ceramah konvensional atau verbal semata menjadi pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan. Pembelajaran yang semula siswa sebagai obyek pasif yang hanya menerima apa adanya dari guru, menjadi pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif dan menyenangkan memerlukan sarana yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran, setidaknya sarana yang efektif dan efisien dalam bentuknya, komponen lingkungannya, alat fisiknya, dan komunikasinya. Demikian pula dengan Pendidikan Agama Islam juga memerlukan sarana pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Sarana pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah media pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam, kehadiran media pembelajaran sangat penting artinya dan merupakan suatu keharusan. Ketiadaan media sangat memengaruhi proses belajar mengajar, media pembelajaran dapat membantu mengatasi ketidakjelasan materi yang disampaikan menjadi jelas dan mudah diterima oleh siswa.

B.     Pembahasan
1.      Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Arsyad (2011, hlm.3) menyebutkan, ”Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.  Pengertian ini mengacu pada perantara yang mendistribusikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Perantara dapat berbentuk alat fisik, sebagaimana pendapat Briggs seperti dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm. 250) yang mendefinisikan media sebagai segala bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Alat fisik yang digunakan untuk menyajikan pesan kepada penerimanya untuk merangsang siswa agar mau dan aktif dalam belajar. Pengertian tersebut senada dengan pendapat Rustyah NK sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm. 250) menyebutkan bahwa pengertian media mengacu pada penggunaan alat yang berupa benda untuk membantu proses penyampaian pesan.
Ada kata kunci baru yang muncul dari pengertian menurut Rustyah, yaitu media sebagai alat bantu proses penyampaian pesan. Alat bantu mempunyai pengertian yang lebih luas dari sekedar alat berbentuk fisik. Hal ini lebih dipertegas oleh Basyiruddin Usman (2002, hlm.127) yang menyebutkan, ”Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”. Demikian pula pendapat Gegne sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm.250) menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.
Kedua pendapat terakhir mengandung pengertian yang lebih luas dibanding dengan pengertian-pengertian sebelumnya. Media merupakan semua komponen yang terkait dengan proses penyampaian pesan. Media pembelajaran dan alat pembelajaran mempunyai pengertian yang sama, sebagaimana pendapat Daradjat (1984, hlm.80) yang menyebutkan bahwa pengertian alat pendidikan sama dengan media pendidikan sebagai sarana pendidikan.
Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media pembelajaran dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika media pembelajaran didesain dan dikembangkan secara baik, maka peran guru  dapat diperankan oleh media pembelajaran meskipun tanpa keberadaan guru.
Keberadaan media pembelajaran akan menjadikan materi pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit. Siswa menjadi aktif dan memperoleh pengalaman langsung melalui media pembelajaran.


 Kerucut Pengalaman (Cone of experience) Edgar Dale

Secara garis besar pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai perantara atau pengantar, alat bantu mengajar, sarana pembawa/penyalur pesan, sumber belajar, dan alat perangsang siswa agar pembelajaran menjadi lebih konkrit dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar yang efektif dan efisien.

2.      Tujuan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Basyiruddin Usman (2002, hlm. 19) menyebutkan, ”Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar”. Peningkatan mutu proses kegiatan belajar mengajar menjadi tujuan dari penggunaan media pembelajaran. Mutu proses belajar mengajar mengindikasikan bahwa belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran akan meningkatkan efisiensi pembelajaran, guru dapat tetap menjaga relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan akan sangat membantu siswa untuk berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
Tujuan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu: mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan efisiensi pembelajaran, menjaga relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan membantu konsentrasi siswa.

3.      Fungsi Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sebagai alat bantu, media berfungsi melicinkan jalan  untuk mencapai tujuan pembelajaran (Ramayulis 2002, hlm. 190).
Sebagai pelicin jalan mencapai tujuan pembelajaran media harus mampu menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Harus diingat bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Dalam proses komunikasi haru sada pesan yang disampaikan, pesan dalam hal ini berupa materi pembelajaran. Pesan harus disampaikan dengan media yang cocok dan kreatif, sehingga siswa akan terangsang untuk mengikuti proses pembelajaran dengan serius dan aktif.
Fungsi media pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain: memperlancar interaksi antara guru dan siswa, serta perangsang pembelajaran.

4.      Manfaat Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Bahri Djamarah (2002, hlm.138) menyebutkan bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran, yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ramayulis (2002, hlm. 190) menyebutkan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media akan mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Beberapa manfaat tersebut antara lain: penyeragamanan penyampaian materi, materi lebih jelas dan menarik, pembelajaran lebih interaktif, efisiensi waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, menumbuhkan sikap positif dalam belajar, pembelajaran lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

5.      Ciri-Ciri Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Gerlach dan Ely sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2011, hlm. 12-14) mengemukakan tiga ciri media, yaitu: ciri fiksatif (fixative property), ciri manipulatif (manipulative property), dan ciri distributif (distributive property).
Sebuah media pembelajaran dikatakan memiliki ciri fiksatif apabila media pembelajaran tersebut mampu merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
Media pembelajaran dikatakan memiliki ciri manipulatif apabila media pembelajaran tersebut mampu mentransformasi suatu kejadian atau objek. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
Media pembelajaran dikatakan memiliki ciri distributif apabila suatu objek atau kejadian mampu ditransformasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadin tersebut.

6.      Jenis Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Basyiruddin Usman (2002, hlm.127-128) menggolongkan media menjadi delapan kategori, yaitu: realthings, verval representation, grafic representation, still picture, motion picture, audio (recording), simulation.
Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya yaitu dengan menggunakan media yang tepat berupa media contoh/teladan perbuatan-perbuatan baik nabi sendiri (Uswatun Khasanah). Istilah  ”Uswatun Khasanah” barangkali dapat diidentifikasikan dengan ”demonstrasi” yaitu memberikan contoh dan menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan sesuatu. Media ini selalu digunakan nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain.  Selanjutnya, melalui suri tauladan  atau  model perbuatan dan tindakan yang baik, maka guru agama akan dapat menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak didik. Begitupula sebaliknya. (Basyiruddin Usman 2002, hlm. 116)
Kemudian daripada itu, media pendidikan agama dapat juga diartikan semua aktivitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik/metode yang secara efektif dapat digunakan oleh  guru  agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. (Nawawi 1993, hlm. 213)
Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.       Media yang bersifat benda
1)      Media visual, misal: grafik, diagram, chart, bagan, poster, dan komik.
2)      Audial, misal: radio, tape recorder, dan laboratorium.
3)      Projected still media, misal: slide, OHP, dan infocus.
4)      Projected motion media, misal: film, televisi, video, komputer, dan internet.
b.      Media yang bersifat bukan benda
Media yang bersifat bukan benda meliputi keteladanan, perintah/larangan, dan ganjaran/hukuman.
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing, khususnya kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, guru harus benar-benar memperhatikan karakteristik dari masing-masing media tersebut. Ketika media yang dipilih tidak tepat, maka pembelajaran tidak akan berjalan lebih baik, karena media pembelajaran tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai alat bantu yang memperlancar kegiatan belajar mengajar.

7.      Pemilihan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Tidak semua media pembelajaran cocok digunakan dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu dilakukan pertimbangan dalam memilih media supaya penggunaan media pembelajaran tersebut benar dan tepat. Media yang digunakan guru PAI harus tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menentukan media yang tepat guru PAI harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pemilihan media, antara lain:
a.       Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran,
b.      Kesesuaian media dengan tingkat kemampuan siswa,
c.       Ketersediaan sumber belajar,
d.      Ketersediaan dana/ biaya, dan
e.       Kesesuaian media dengan teknik yang dipakai. (Basyiruddin Usman 2002, hlm.128)
Keterkaiatan antara  media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode, dan kondisi pembelajar, harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar untuk memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait dan memiliki hubungan secara timbalebalik dengan  empat aspek tersebut. Dengan demikian, alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus memperhatikan: tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode mengajar, alat yang dibutuhkan, pribadi guru yang mengajar, minat dan kemampuan mengajar, situasi pembelajaran, dan kondisi siswa.

8.      Keberhasilan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Media pembelajaran akan memberikan pengaruh terhadap peserta didik  yaitu peserta didik  akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan, juga akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi, sehingga besar kemungkinan dengan memperhatikan alat/media pembelajaran itu, tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien (Basyiruddin Usman 2002, hlm. 191)
Pada proses belajar mengajar guru harus mempunyai keahlian dalam menggunakan berbagai macam media pembelajaran, terutama media yang digunakan dalam proses mengajarnya, sehingga materi ataupun pesan yang disampaikan akan tersalurkan dengan baik pula.
Keberhasilan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam tergantung pada: isi pesan, cara penjelasan pesan, dan karakteristik penerima pesan.


C.    Kesimpulan
Pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai perantara atau pengantar, alat bantu mengajar, sarana pembawa/penyalur pesan, sumber belajar, dan alat perangsang siswa agar pembelajaran menjadi lebih konkrit dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar yang efektif dan efisien.
Tujuan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan efisiensi pembelajaran, menjaga relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan membantu konsentrasi siswa.
Fungsi media pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain  memperlancar interaksi antara guru dan siswa, serta perangsang pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran antara lain  penyeragamanan penyampaian materi, materi lebih jelas dan menarik, pembelajaran lebih interaktif, efisiensi waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, menumbuhkan sikap positif dalam belajar, pembelajaran lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Ciri-ciri media pembelajaran adalah ciri fiksatif (fixative property), ciri manipulatif (manipulative property), dan ciri distributif (distributive property).
Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu  media bersifat benda dan media bersifat bukan benda. Media bersifat benda antara lain: media visual, media audial, Projected still media, dan Projected motion media. Media bersifat bukan benda berupa keteladanan, perintah/larangan, dan ganjaran/hukuman.
Pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus memperhatikan  tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode mengajar, alat yang dibutuhkan, pribadi guru yang mengajar, minat dan kemampuan mengajar, situasi pembelajaran, dan kondisi siswa.
Keberhasilan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam tergantung pada isi pesan, cara penjelasan pesan, dan karakteristik penerima pesan.



DAFTAR PUSTAKA



Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Basyiruddin Usman dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Ciputat Pers, Jakarta.

Basyiruddin Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Ciputat Pers, Jakarta.

Daradjat, Zakiah. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara, Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan Dalam Islam.Al-Ikhlas, Surabaya.


Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia, Jakarta.

Ramayulis. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran
para Tokohnya. Kalam Mulia, Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah dan  Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.